Friday, October 08, 2004

50 Persen Pelajar SMU di Ambon Gila Narkoba

Masya Allah. Gila...Gawat. Begitu suara masyarakat Kota Ambon beberapa waktu belakangan ini. Judul di atas menghiasi sejumlah media cetak di Ambon (Ibukota Provinsi Maluku) beberapa pekan ini. Sejumlah berita yang dilansir mengutip temuan survei lapangan Pusat Studi Relawan Maluku, yang menemukan rata-rata 50% para pelajar SMU di Ambon "gila narkoba". Bahayanya, menurut tim tersebut, trend ini menunjukkan angka peningkatan.

Sayangnya, peningkatan kasus narkoba itu, tidak dibarengi dengan proses penanganan secepatnya. Bahayanya lagi, aparat kepolisian di Maluku, mengaku kesulitan membongkar sindikat narkoba ini.

Bisa jadi aparat kepolisian setempat mengaku kesulitan, pasalnya --masih menurut hasil survei tersebut-- penggunaan narkoba tadi turut melibatkan aparat kepolisian baik organik (berasal dari polisi yang bermarkas di Maluku) atau bawah kendali operasi/BKO (polisi dari pasukan/batalyon di luar Maluku yang ditugaskan di Maluku). Hal menarik lainnya, perilaku seks bebas menjadi "nge-trend" dalam kehidupan para pelajar di sana. Tidak mengherankan, kini sudah ditemukan 8 kasus HIV dan 5 kasus AIDs.

Konflik yang sempat meluluh-lantakkan negeri ini, tidak saja memakan korban jiwa tapi mengorbankan masa depan anak-anak muda di kota "manise" itu.

Tuesday, October 05, 2004

Puisi dari Jusuf Kalla

Susilo Bambang Yudhoyono dan M. Jusuf Kalla akhirnya ditetakan KPU sebagai Presiden RI terpilih untuk periode 2004-2009.

Di Maluku, pada Pilpres Putaran II lalu, SBY - MJK kalah dari pasangan Mega - Hasyim. "Itu bukan berarti masyarakat di Maluku tidak cinta pada SBY - MJK. Buktinya, yang mendukung juga banyak. Buktinya mereka hanya kalah tipis. Buktinya, MJK sudah menjadi warga kehormatan Kota Ambon, yang disahkan dengan pemberian KTP seumur hidup, pada peringatan HUT kota ini tahun lalu. Yah, kalau soal kalah tipis, itu mungkin karena politisi top atau kawakan di daerah ini sebagian besar dari kubu Mega-Hasyim," tangkis seorang rekan di Ambon, panjang lebar, ketika saya tanya soal kekalahan tipis SBY-MJK itu.

Sang rekan tadi lalu berharap, dalam memilih orang-orang yang duduk di kabinet mendatang, SBY-MJK tidak lupa dengan Maluku. Artinya melibatkan, atau tepatnya, memilih salah seorang putera terbaik dari Maluku sebagai salah seorang menteri di kabinet mendatang.

Kriterianya calonnya, menurut rekan tadi lagi, SBY-MJK pasti tau betul. Karena mereka pernah terlibat secara intens mengurusi masalah Maluku, sebagai Menkopolsoskam (SBY) dan Menkokesra (MJK), yang juga melahirkan Perjanjian Damai untuk Maluku di Malino.

Menurut keyakinan rekan di Ambon tadi, MJK asti tidak akan lupa memasukkan nama putra terbaik Maluku dalam kabinet mendatang. Ini terbukti dari kecintaan MJK terhadap daerah ini.

"Mau bukti?" tantang rekan tadi. "Ini sebuah puisi yang dibuat MJK di atas pesawat Fokker 29 Athirah miliknya, dalam perjalanan Jakarta - Ambon 7 September 2004, tepat saat Kota Ambon berulang tahun ke-429.

Ambonku, Ambon Kita Semua

400 tahun lalu dunia mencarimu
Dunia ingin hidup nyaman darimu
Karena engkau adalah sumber keharuman
Pala, fuli dan cengkih dambaan mereka
Karena itu dari jauh mereka datang padamu

5 tahun lalu engkau terkoyang
Bangsa ini sangat tersayat
Dan dunia ikut tersentak
Karena deritamu derita bangsa juga
Kesulitanmu kesulitan kita semua
Ale rasa beta rasa

Hari ini engkau bangun dengan senyum simpul
Bangsa juga turut tersenyum
Kita semua lega dan berbesar hati
Kalau engkau senang kami bahagia
Ale senang beta senang

Waktunya membangun negeri ini
Dengan semangat Pattimura yang perkasa itu
Lupakan segala pedang dan batu itu
Berikan kembali pena dan buku kepada Nyong Ambon

Petik kembali cengkeh dan pancing kembali ikan
Tabu kembali tifa dan petik kembali gitar itu
Nyanyikan kembali ole sio sambil bertari lenso

Dengan senyum bunyi tifa, gitar dan nyanyianmu
Dunia akan lega, bangsa akan bangga
Karena sumber keharuman dan kehidupan
Akan bangkit kembali dari ufuk timur

Ambonku, Ambon kita semua!

(M. Jusuf Kalla, 7 September 2004)